Ayah,ibu tidak terasa sudah 20 tahun kita bersama .Pengorbananmu selama ini membuatku sadar bahwa hidup butuh perjuangan dan kerja keras. Aku tahu, saat ini hanya aku yang menjadi harapn hidup, hhanya aku yang kalian harapkan. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bahwa suatu saat nanti kalian pergi meninggalkanku. Aku terlalu menyayangimu.Seperti lirik lagu.,aku takut kamu pergi,kamu hilang, kamu sakit, aku ingin kau disini disampingku selamanya. Aku tahu suatu saat nanti aku akan pergi meninggalkanmu. Aku tidak akan melupakan sedikitpun kenangan kita. Aku akan mengenangnya sampai tiba saatnya aku pergi untuk selamanya. Aku kini sudah dewasa. Anakmu ini berjanji akan memberikan semua yang terbaik untukmu AYAH,IBU.
Berbahagialah bagi orang yang masih mempunyai orang tua, itu berarti Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berbakti kepadanya. merekalah orang yang paling berjasa kepada kita, terutama ibu yang telah mengandung selama 9 bulan 10 hari.Belum lagi pada saat ibu kita melahirkan betapa besarnya perjuangan ibu untuk melahirkan kita kedunia. jadi guys janganlah kalian durhaka kapada mereka. turutilah apa yg dikatakan mereka,jangan memmbantah perintahnya selama apa yang dikatakan mereka tidak menyimpang dari aqidah dan syariat islam. Apabila apa yang dikatakan mereka menyimpang dari syariat, katakanlah dengan lemah lembut dan beri mereka penjelasan.
Saya yakin mereka ingin yang terbaik buet kita, mereka sayang kepada kita. Sudah seharusnya kita menyayangi mereka,sebagai mana mereka menyayangi kita.Jadi janganlah kalian membentak mereka,karena hati orang tua itu sensitif mereka pasti akan merasa sangat bersalah,jadi guys buat kalian kalian yang punya salah kepada mereka segeralah minta maaf mumpung masih ada kesempatan. Jadi janganlah kalian meminta apa yang tidak mampu merika berikan kepada kita. Sebenarnya jikalau mereka mampu pasti mereka akan memberikan apapun yang kita minta.
Ini ada cerita ada suatu keluarga yang yang mempunyai seorang anak laki-laki. Mereka senantiasa mengasuh dan mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang.sejak kecil sang anak dibekali ilmu agama agar kelak sudah dewasa menempuh jalan yang lurus,yaitu jalan yang diridhoi allah.Singkat cerita,sang anak telah tumbuh menjadi seorang anak yang dewasa dan pintar.Hinga ahkrinya ia kuliah sambil bekerja sebagi guru privat.
Suatu hari, seorang ayah sedang duduk di teras depan. Lalu anaknya
yang sudah menginjak usia dewasa datang menghampiri, “Pak, beli motor
yah?”, pintanya.
Ayah tak menjawab, hanya diam dan mengusap kepalaku. Tak ada jawaban, ia pun pergi meninggalkan ayahnya.
Tiga hari kemudian, dia kembali lagi.
“Ayah, sekarang ade banyak sekali kerjaan yah. Coba deh ayah
bayangin, bolak – balik kampus, udah gitu harus ngajar disekolah yang
jauh, naek angkot sekitar 45 menit”, tuturnya.
“trus?”, balas Ayahanda tercinta.
“hemm, jadi kadang kakiku pegel yah, trus kalo di angkot suka ketiduran,
eh malah sakit leher. Kayaknya kalo punya kendaraan sendiri, gak kan
pegel-pegel deh yah?”, jelasnya.
Seperti biasa, ayah tak menjawab. Pelan, dengan penuh sayang ia belai
anak tercintanya itu. Merasa tidak puas, ia pun pergi meninggalkan
ayahanda tercinta.
Satu minggu kemudian, ia pun kembali menghampiri ayah yang sedang asyik baca koran.
“Yah, kemarin ada temen yang nawarin motor. Murah loh yah, masih bagus pula..”, katanya.
“wah, berapa harganya?”, jawab ayah.
“ tujuh juta yah, murah kan?”, balasnya.
“Ohh…”, lalu ayah terdiam tanpa ada satu kata pun keluar.
Singkat cerita, malam harinya, si anak terbangun dari tidurnya,
padahal masih pukul 02.30 dini hari. Karena nanggung tidur lagi,
akhirnya ia putuskan tuk menunggu adzan subuh dengan shalat malam.
Lepas mengambil air wudhu, ia mendengar suara bisik orang mengobrol.
Ia pun mencoba mendekatinya, dan ternyata bersumber dari kamar kedua
orang tuanya.
Ia pun merapatkan telinganya ke daun pintu, berusaha menyimak obrolan didalam.
“Bu, tabungan masih ada?”, tanya ayah.
“masih, kenapa yah?”, jawab ibu tenang.
“ada berapa bu?”, tanya ayah kembali.
“lumayan, ada tiga juta. Tapi, ibu anggarkan untuk bayar uang kosan sama bayar kuliah ade. Emang kenapa yah?”
“ohh, enggak. Kalo ditambah tabungan ayah jadi enam juta, masih kurang satu juta lagi. Gimana yah bu?”,tutur ayah pelan.
“emang buat apa yah?”, tanya ibu, heran.
“gini bu, ade butuh motor, harganya tujuh juta”, jawab ayah.
“Ohh, buat itu. Ya udah, sisanya kita pinjem ke bank aja yah, gimana?”, saran ibu.
“Bisa sih, tapi uang ibu itu, gimana? Buat bayar ini dan itu..”, kata ayah.
“gampang aja, ibu bisa pinjem dulu ke temen di kantor. Yang penting ade punya motor, mungkin dia butuh yah”, tutur ibu.
“iya bu, ayah gak tega kalo setiap hari ade harus jalan, kakinya pegel,
atau naek angkot sampe lehernya sakit, bolak balik kampus. Gimana kalo
ade sakit karena kecapean bu, ayah khawatir”, jelas ayah.
“ya udah, ambil aja tabungan ibu yah. Sisanya kita cari besok, moga aja
dapet. Ntar kita beli motor yang bagus buat ade, biar gak pegel-pegel
lagi”, kata ibu.
Si anak yang mendengar obrolan malam itu, hanya diam terpaku
dibelakang pintu. Ia jatuh lunglai, lemas mendengar obrolan ayah dan
ibunya.
Namun segera ia bangkit dan jalan perlahan menuju kamar.
Delapan rakaat tahajjud, ditutup witir ia tunaikan. Setangkai do’a ia lantunkan, bisik lirih hatinya disertai deraian air mata,
“Ya rabb,, betapa naif dan egois diri hamba. Mudah mulut hamba
ber-ucap, minta ini dan itu. Tanpa hamba tau, betapa sulit ayah dan ibu
tuk mengabulkannya. Ya rabb,, ampuni hamba, atas kelalaian ini. Ampuni
dan lindungi pula kedua orang tuaku, yang selalu tersenyum didepanku,
selalu memberikan motivasi padaku, selalu mengerti aku… walaupun,
sedikit aku mengerti mereka. Ya rabb, dewasakanlah aku, agar menjadi
anak yang baik dan hamba yang baik, amin”
Seperti panas gersang tersiram hujan, ketenangan mengalir dalam darahnya.
Esok paginya, dia menghampiri ayah yang sedang duduk diteras.
“Ayah, ade baca artikel tentang kesehatan. Ternyata, jalan kaki itu
sehat yah, apalagi kalo rutin. Pantes yah, ade jadi jarang sakit. Trus,
ade tau supaya gak sakit leher di angkot, ade harus duduk di kursi
depan, jadi posisi tubuh ade luruh. Jadi, gak punya kendaraan sendiri
juga, oke aja tuh. Toh, entar kalo punya ribet ngerawatnya yah… “
Ayah hanya tersenyum, dan membelai penuh sayang anaknya tercinta. Sesekali ia menyeka air mata yang menyembul dari katanya.
———————-<<<<>>>>————————–
Kadang kita suka meminta sesuatu pada seseorang, trutama ayah dan bunda
kita, tapi kita tak pernah sekalipun memikirkan bagaimana perjuangan
mereka untuk membahagiakan kita…
Saat ayah dan bunda tak mengabulkan keinginan kita, bukan berarti
mereka pelit, tapi, ada banyak hal yang menyebabkan itu terjadi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar